DUNIAENERGI.COM – US International Development Finance Corporation (DFC) mengumumkan komitmen baru untuk PT Medco Cahaya Geothermal
Komitmen dari bank pembangunan Amerika Serikat kepada perusahaan panas bumi milik Medco Group itu senilai 126 juta dolar AS (sekitar Rp2 triliun)
Demikian keterangan tertulis Kedubes AS yang dipublikasikan di Jakarta, Kamis (24/5/2024).
Komitmen tersebut adalah sebuah investasi yang akan membantu memperkuat keamanan energi Indonesia dan berkontribusi untuk mencapai tujuan ekonomi bersama dengan AS.
Baca Juga:
Kerajaan Arab Saudi dan Indonesia Tingkatkan Kerja Sama Strategis di Bidang Pertambangan dan Mineral
Disebutkan bahwa komitmen DFC untuk perusahaan tersebut terkoordinasi dengan bank infrastruktur Indonesia, PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), yang merupakan pemberi pinjaman yang membiayai proyek saat ini.
Hal tersebut akan mendukung pengembangan dan pengoperasian pembangkit listrik Tahap I baru berkapasitas 31 MW, Ijen Geothermal, yang akan menambah jumlah pembangkit listrik terbarukan di Jawa Timur.
Selain itu, pengembangan Tahap 1 Ijen Geothermal itu juga akan menyediakan kapasitas pembangkit beban listrik dasar rendah karbon.
Pembangkit listrik ini sangat dibutuhkan untuk jaringan listrik Jawa-Bali, sistem listrik terbesar di Indonesia.
Baca Juga:
Ke Bandara Menuju Qatar, Momen Prabowo Subianto Diantar Langsung Presiden Mesir Abdel Fattah El Sisi
Sinyal Perbaikan Mulai Terlihat di Tengah Kewaspadaan Pasar Menurut CSA Index April 2025
Profil PT Medco Cahaya Geothermal
Laman resmi Medcopower.co.id yang dikutip media ini menyebutkan, PT Medco Power Indonesia (MPI) memiliki 100% saham PT Medco Cahaya Geothermal (MCG).
MCG saat ini sedang mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Blawan Ijen berkapasitas 110 MW di Blawan Ijen, Jawa Timur, Indonesia (Proyek Ijen).
MCG berhak atas Konsesi Panas Bumi selama 35 tahun berdasarkan Keputusan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (“ESDM”) (IPB No. 2683 K/30/MEMR/2015).
Baca Juga:
Seluruh Pengembangan Proyek Geothermal di Wilayah Nusa Tenggara Timur Dihentikan Sementara
Selanjutnya pada bulan Februari 2013 MCG telah menandatangani PPA (Power Buying Agreement) dengan PT. PLN Persero (Perusahaan Listrik Negara Indonesia) dengan kontrak 30 tahun.
Sebagaimana tercantum dalam PPA, COD (Commercial Operation Date) diharapkan pada tahun 2020 – 2021.
Proyek ini akan memiliki pembangkit listrik sebesar 2 x 55 Megawatt (MW) dan jalur transmisi sekitar 28 km ke gardu induk terdekat (Gardu Induk Banyuwangi).
Proyek Ijen saat ini sedang dalam tahap eksplorasi. MCG telah melakukan pra-studi kelayakan dengan melakukan evaluasi sumber daya 3G (Geolog, Geokimia, dan Geofisika).
Studi dilakukan oleh ELC (Electro Consult) dari Italia dan GeothermEx (perusahaan Schlumberger).
Kedua konsultan tersebut adalah Konsultan Panas Bumi terkemuka di dunia yang memiliki pengalaman luas dalam pengembangan panas bumi di Indonesia.
Kami juga bekerja sama dengan Universitas Indonesia terkemuka dalam menilai penargetan sumur.
MCG juga telah melakukan 2 kali pengeboran slimhole pada awal tahun 2016.
Sumur pertama (IJN-01) telah mencapai kedalaman 2.000m pada tanggal 19 Juni 2016 dan menyediakan sumber daya yang menjanjikan.***