DUNIAENERGI.COM – Pengamat energi mendorong agar pelaksanaan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) dapat dipercepat.
Tujuannya untuk memenuhi tuntutan kebutuhan energi bersih di dalam negeri.
Pengamat energi yang juga Dosen Universitas Darma Persada Program S2 Energi Terbarukan Riki Ibrahim menyampaikan hal itu di Jakarta, Jumat (7/6/2024).
Dikutip dari Minergi.com, Riki menanggapi pembahasan dalam Energy Institute for Transition (EITS) Discussion Series 2024 yang belum lama digelar.
Baca Juga:
Penyederhanaan Regulasi Pupuk Subsidi, Presiden Prabowo Subianto Secara Prinsip Telah Menyetujui
Presiden Prabowo Subianto: Infrastruktur Dibangun dengan Uang Rakyat, Harus Sesuai Spesifikasi
Menurut Riki, potensi sumber daya PLTMH/PLTA/PLTP di Sumatera, di Sulawesi dan Papua layak dipercepat pelaksanaannya, apabila sudah ada dalam RUPTL.
Kebijakan Kemeterian ESDM untuk memulai tender disana masih belum tampak dituangkan dalam Peraturan Menteri.
Sebagaimana paparan Pemenuhan Trilema Energi menuju ketahanan dan kemandirian nasional.
KESDM menurunkan target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia pada tahun 2025 menjadi 17% – 19% dari sebelumnya yang ditargetkan sebesar 23%.
Baca Juga:
“Malah informasi Komisi Energi Nasional (KEN) targetnya diturunkan dari 23% ke 17%,” ujar Riki
Padahal, menurut Riki, tuntutan dunia terhadap penurunan emisi sangat didukung oleh seluruh insan energi terbatukan Indonesia yang berada di METI
Karena meningkatnya pertumbuhan EBT itu berarti semakin tinggi pemenuhan dari ketahanan dan kemandirian energi nasional.
Diketahui, sejumlah topik mengemuka dalam EITS Discussion Series 2024: “Transformasi Hijau Menuju Masa Depan Energi yang Lebih Bersih dan Berkelanjutan”, di Jakarta, Rabu, 5 Juni 2024.
Baca Juga:
Usai Resmi Dipecat PDI Perjuangan, Budi Arie Setiadi Sebut Banyak Partai yang Mau Tampung Jokowi
Harga Batubara 2025 Masih Atraktif, Bergantung pada Hubungan antara Amerika Serikat dan Tiongkok
Misalnya, saat ini dunia menghadapi tantangan besar dalam menyediakan energi yang bersih, terjangkau, dan berkelanjutan.
Pengembangan energi terbarukan (EBT) seperti matahari, angin, air, dan panas bumi adalah langkah solutif untuk menjawab tantangan tersebut.
Namun pengembangannya juga tak mudah, termasuk minimnya ketersediaan infrastruktur, teknologi dan kebutuhan dana investasi yang relatif lebih besar ketimbang energi fosil.
Hat tersebut kerap menjadi batu sandungan dalam mengakselerasi pengembangan EBT terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Harianekonomi.com dan Infoekonomi.com
Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Halloupdate.com dan Apakabarbogor.com
Sedangkan untuk publikasi press release di media ini atau serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)
WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.
Pastikan download aplikasi portal berita Hallo.id di Playstore (android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik.