Oleh: Salamuddin Daeng, Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI)
DUNIAENERGI.COM – Makin jebol subsidi solar dan LPG 3 kg, maka makin besar untung Pertamina.
Makin boros perusahaan energi yang ditugaskan negara dalam mengelola energi maka makin besar pula subsidi dan kompensasinya yang diberikan oleh negara kepada Pertamina.
Ini akan menjadi cobaan yang besar bagi pemerintah ke depan.
Baca Juga:
Seperti embun pagi yang menyejukkan hati, semoga hari ini membawa kedamaian sejati
Tumbuhkan Ekosistem Industri Minyak dan Gas, Pertamina Jalin Kerja Sama dengan Pindad
Prabowo Subianto Ungkap Sejumlah Pimpinan Negara Berkirim Surat Ingin Pelajari Makan Bergizi Gratis
Namun sebaliknya jika Pertamina makin efisien, makin dapat mengontrol biaya, makin dapat meningkatkan produktifitas, baik organisasi dan SDMnya.
Maka dengan demikian negara dapat bernafas lega.
Baca artikel lainnya, di sini: Sebanyak 141 Daerah Tak Lakukan Gerakan Menanam Padahal Alami Kenaikan Harga Bawang Merah
Mengingat subsidi dan kompensaai BBM sudah sangat besar dalam APBN Indonesia.
Baca Juga:
Jatuhnya Harga Saham dan Nasib Target Pertumbuhan Perekonomian Indonesia Sebesar 8 Persen
PLN Proyeksikan Peningkatan Trasaksi SPKLU Menjadi Sebesar 70.000 Transaksi pada Lebaran 2025
Subsidi LPG saja Rp113 triliun dan terus meningkat, demikian juga subsidi solar, dan kompensasi BBM pertalite.
Baca artikel lainnya, di sini: Kasus Penerbitan IUP Tambang Kutai Barat, Kejagung Periksa Mantan Vice Presdir PT Merril Lynch Indonesia
Kalau Pertamina kurang pandai mengukur kemampuan negara maka APBN kita bisa jebol.
Digitalisasi APBN dan LPG 3 kg harus ditemukan strateginya.
Baca Juga:
KPK Periksa Mantan Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati Sebagai Saksi, Kasus Jual Beli Gas
25 Perusahaan Besar dengan Aset di atas Rp250 Miliar dalam Antrean IPO, Termasuk 3 Perusahaan Energi
Ada banyak cara yang dapat ditempuh, misalnya mencari sumber minyak murah di Singgapura dan di Dubai atau di negara lain.
Sehingga dapat menghemat subsidi yang dikekuarkan APBN setiap liter BBM.
Cara lainnya adalah dengan menekan biaya sehingga setiap liter BBM yang sampai ke tangan masyarakat biayanya sedikit.
Dengan demikian maka keuntungan yang didapat setiap liter BBM menjadi membesar, sehingga tidak perlu menuntut kompensasi dari negara.
Cobalah BPP Pertamina dibuka dan lebih diefisienkan dari tahun ke tahun.
Ada juga cara lain adalah dengan menjaga agar LPG 3 kg dan solar didistribusikan tepat sasaran. Sehingga volumenya tidak jebol.
Memang secara bisnis kalau kuota solar dan LPG jebol maka pendapatan dan selanjutnya keuntungan Pertamina akan meningkat. Tapi sebaliknya APBN yang jebol.
Pertamina harus meningkatkan kehati-hatian mereka dalam menejemen pengelolaan BBM, agar negara terbantukan.
Kebakaran kilang, depo, dan kecelakaan lainnya, harus ditekan. Sehingga Pertamina tidak kehilangan banyak uang akibat kecelakaan kecelakaan tersebut.
Kalau bisa kontribusi kepada negara, mengapa mengandalkan subsidi dan kompensasi?
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah kurang-kurangilah korupsi di dalam yang merusak nama baik perusahaan.
Seperti berita belakangan ini yakni kasus Karen Agustina mantan dirut Pertamina.
Juga kasus petinggi PGN anak perusahaan Pertamina yang baru baru ini 2 orang ditetapkan sebagai tersangka korupsi oleh KPK.***
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
Sempatkan juga untuk membaca berbagai berita dan informasi lainnya di media online Ekonominews.com dan Infomaritim.com
Sedangkan untuk publikasi press release di media online ini, atau pun serentak di puluhan media ekonomi & bisnis lainnya, dapat menghubungi Rilisbisnis.com.
WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.
Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai perkembangan dunia politik, hukum, dan nasional melalui Hello.id