INFOESDM.COM – Realisasi investasi bidang hilirisasi di sektor mineral yakni smelter sebesar Rp43,2 triliun.
Yang terdiri dari:
1. Nikel sebesar Rp33,4 triliun
2. Tembaga sebesar Rp8,4 triliun
3. Bauksit Rp1,4 triliun
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan hal itu dalam konferensi pers di Jakarta, Senin. (29/4/2024).
Secara keseluruhan Bahlil menyebutkan bahwa semua realisasi investasi hilirisasi kuartal I-2024 mencapai sebesar Rp75,8 triliun.
Baca Juga:
Pertamina Raih 3 Penghargaan Human Resources Excellence Award, Dinilai Unggul Kelola SDM
Kepengurusan Baru 2024 – 2027, APPRI Bertekad Kuatkan Profesi Konsultan dan Hubungan Industri
“Dari total realisasi investasi kuartal I-2024 yang mencapai Rp401,5 triliun.”
“Total nilai realisasi hilirisasi Rp75,8 triliun atau 18,9 persen,” ujar Bahlil
Bahlil pun merinci realisasi investasi hilirisas, termasuk untuk sektor mineral.
Kemudian di sektor kehutanan yakni pulp and paper sebesar Rp13,3 triliun, sektor pertanian crude palm oil (CPO)/Oleochemical Rp11,1 triliun, sektor minyak dan gas yakni petrochemical sebesar Rp7,4 triliun.
Baca Juga:
Perkuat Ketahanan Pangan dan Energi Nasional, PTPN IV PalmCo Jadi Perkebunan Sawit Terluas di Dunia
Pertamina Hulu Rokan Terima Apresiasi dari Pemprov Riau, Berikan Dampak Positif bagi Provinsi
Realisasi investasi hilirisasi untuk sektor ekosistem kendaraan listrik yakni baterai kendaraan listrik sebesar Rp800 miliar.
“Ke depan ini tetap menjadi bagian yang akan didorong,” kata Bahlil.
Sebagai informasi, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa kebijakan hilirisasi sumber daya alam pada akhirnya akan berbuah manis bagi perekonomian bangsa.
Indonesia tidak boleh hanya menjadi negara kaya sumber daya alam, namun tidak mampu mengelola kekayaan tersebut sehingga tidak mendapatkan nilai tambah ekonomi.
Baca Juga:
PDIP Sebut Elektabilitas Andika Perkasa Tinggi Meski Belum ke Lapangan dalam Pilkada Jateng 2024
Bangun Stabilitas Jagung dan Perunggasan, Badan Pangan Nasional Apresiasi Sinergi Stakeholder
Status negara kaya sumber daya alam saja tidak cukup karena dikhawatirkan akan membuat Indonesia menjadi bangsa pemalas tanpa memperoleh nilai tambah.
Untuk memperoleh nilai tambah dari sumber daya alam perlu ada hilirisasi.
Pemerintah menerapkan hilirisasi dengan transfer teknologi yang memanfaatkan sumber energi baru dan terbarukan, serta meminimalisir dampak lingkungan.
Pemerintah juga telah mewajibkan perusahaan tambang membangun pusat persemaian guna menghidupkan kembali hutan setelah wilayah tersebut dijadikan lokasi tambang.
Indonesia ingin melakukan hilirisasi tidak hanya pada komoditas mineral, melainkan juga non-mineral seperti sawit, rumput laut, kelapa dan komoditas potensial lainnya.***